18/02/11


Pemutihan Terumbu Karang (Coral bleaching)

Terumbu karang ditemukan di perairan tropis dangkal di sepanjang pantai pulau dan benua. Substrat karang tersusun atas kalsium karbonat. Banyak invertebrata, vertebrata, dan alga yang hidup di daerah terumbu karang, memungkinkan terumbu karang memiliki produktivitas dan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, sehingga mereka disebut sebagai "Hutan hujan tropis Samudra ' . Karang hidup di perairan miskin nutrien dan memiliki zona tertentu toleransi terhadap suhu air, salinitas, radiasi UV, dan nutrien dalam air.
Karang menerima nutrisi dan sumber energi dalam dua cara. Mereka menggunakan strategi cnidarian tradisional menangkap organisme planktonik kecil dengan tentakel mereka, serta memiliki hubungan simbiotik dengan ganggang sel tunggal yang dikenal sebagai zooxanthellae. Zooxanthellae adalah microalgaes autorophic milik berbagai taksa dalam Filum Dinoflagellata.
Zooxanthellae hidup bersimbiosis dalam jaringan polip karang dan membantu karang dalam produksi nutrien melalui kegiatan fotosintesis. Kegiatan ini memberikan karang dengan senyawa karbon tetap untuk energi, dan memediasi fluktuasi  unsur hara. Polip karang memberikan rumah bagi zooxanthellae dengan lingkungan untuk hidup, dan suplai karbon dioksida untuk proses fotosintesis-nya. Hubungan simbiotik memungkinkan karang tumbuh dengan kegiatan makan siang hari melalui fotosintesis dan malam melalui pemangsaan.
Jaringan karang sendiri sebenarnya tidak berwarna indah, tetapi transparan. Karang menerima warna dari zooxanthellae yang hidup dalam jaringan mereka.

Pemutihan terumbu karang
Pemutihan terumbu karang (Coral bleaching) adalah suatu proses pemutihan karang yang disebabkan oleh keluarnya zooxanthellae  karena beberapa faktor pembatasnya. Hal ini dapat menimbulkan berkurangnya sumber makanan bagi hewan karang dimana hasil fotosintesis dari zooxanthellae dimanfaatkan oleh hewan karang sebagai sumber makanan utama. Oleh karena itu, bleaching dapat menimbulkan kematian pada hewan karang. Sealin itu, pemutihan terumbu karang  dapat terjadi ketika (i) penurunan kerapatan zooxanthellae dan / atau (ii) konsentrasi pigmen fotosintetik zooxanthellae berkurang sangat banyak (Kleppel et al. 1989). Kebanyakan terumbu biasanya mengandung sekitar 1-5 zooxanthellae x 10 cm 6 -2 jaringan hidup dan 2-10 pg klorofil per zooxanthella. Ketika karang memutih, mereka biasanya kehilangan 60-90% dari zooxanthellae dan setiap zooxanthella mungkin kehilangan 50-80% dari pigmen fotosintetisnya (Glynn 1996). Tampilan pucat karang scleractinian karena kerangka yang terlihat melalui jaringan tembus pandang/transparan (hampir tidak memiliki pigmen zooxanthellae).




Gambar  1.   Proses terjadinya pemutihan karang   (gambar diperoleh dari http://www.borneocolours.com/edutainment/43-support-tools/2340-what-is-coral-bleaching)

Jika strees penyebab pemutihan tidak terlalu parah dan terus berkurang, karang yang memutih biasanya kembali normal seiring dengan kembalinya fungsi alga yang bersimbiotik dalam beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika kehilangan zooxanthellae berkepanjangan dan populasi zooxanthellae habis/ tidak kembali, karang akhirnya akan mati.
Pemutihan ini merupakan mekanisme adaptif yang memungkinkan karang menjadi bertambah dengan berbagai jenis zooxanthellae dan kemungkinan resistensi terhadap stres menjadi lebih besar. Strain yang berbeda dari zooxanthellae di dalam spesies yang berbeda dari suatu individu karang  menunjukkan respon fisiologis bervariasi terhadap suhu dan radiasi. Karang/yang berasosiasi dengan alga mungkin punya alasan untuk beradaptasi dalam karang seumur hidup. Adaptasi tersebut dapat berupa genetik atau fenotik.
Text Box: Gambar 2.
Terumbu karang yang mengalami pemutihan (sumber: http://www.science.psu.edu/news-and-events/2009-news/LaJeunesse9-2009.htm
Add caption





Penyebab pemutihan karang
 
Pemutihan terumbu karang merupakan respon umum terhadap stres, dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor tunggal atau kombinasi berbagai faktor. Oleh karena itu sulit untuk tegas mengidentifikasi penyebab pemutihan acara. Berikut ini adalah stressor yang biasa mengakibatkan peristiwa pemutihan terumbu karang. 

Temperature Suhu
Karang hidup dalam suhu yang relatif sempit kisarannya, dan anomali tinggi dan rendah suhu laut dapat menyebabkan pemutihan karang. Peristiwa pemutihan terjadi pada saat terjadi perubahan suhu secara tiba-tiba (-3 derajat C sampai -5 derajat C selama 5-10 hari), dan musim udara dingin. Pemutihan jauh lebih sering terjadi ketika terjadi kenaikan suhu air. Penambahan  1-2 derajat C selama 5-10 minggu selama musim panas biasanya akan menyebabkan pemutihan.


Radiasi matahari
Radiasi matahari telah diduga berperan dalam pemutihan karang Pemutihan selama musim panas, pada saat suhu musiman dan radiasi matahari maksimal sering terjadi sehingga mengakibatkan kondisi yang tidak proporsional untuk kehidupan karang pada perairan dangkal dan di daerah puncak koloni karang yang terkena radiasi cahaya matahari. Radiasi photosyntheticaly (PAR, 400-700nm) dan radiasi ultraviolet (UVR, 280-400nm) keduanya aktif terlibat dalam pemutihan.

Subaerial Exposure
Fenomena alam seperti pasang surut rendah yang ekstrim dapat secara tiba-tiba menjadikan terumbu karang ke atmosfer (ke udara) terkait dengan ENSO atau pengangkatan paparan terumbu karang  melalui aktivitas tektonik berpotensi menimbulkan pemutihan.

Sedimentasi
Relatif sedikit contoh pemutihan karang yang diakibatkan oleh sedimentasi. Sedimentasi diperkirakan bisa menjadikan karang memutih, namun belum diketahui secara pasti beban sedimen yang bisa membuat spesies zooxanthellate memutih.

Pengenceran Air Tawar
Pengenceran air laut oleh adanliran air tawar secara cepat yang dihasilkan dari curah hujan dan limpasan badai telah terbukti menyebabkan pemutihan terumbu karang karang. Umumnya, peristiwa pemutihan tersebut jarang terjadi dan terbatas pada wilayah perairan dekat pantai.

Nutrien Anorganik
Peningkatan konsentrasi ambien unsur hara (misalnya amonia dan nitrat) sebenarnya meningkatkan kerapatan zooxanthellae 2-3 kali daripada menyebabkan pemutihan terumbu karang. Meskipun eutrofikasi tidak secara langsung terlibat dalam hilangnya zooxanthellae, tetapi dapat menyebabkan merugikan mempengaruhi seperti menurunkan ketahanan karang dan kerentanan lebih besar terhadap penyakit yang pada akhirnya dapat mengakibatkan pemutihan karang.

Para ahli bersepakat bahwa pemutihan karang yang luas diakibatkan oleh naiknya suhu permukaan air laut yang dipengaruhi oleh perubahan iklim secara global. Perubahan iklim secara global yang berpengaruh terhadap pemutihan terumbu karang diamati pertama kali pada tahun 1980-an yang dihubungkan dengan akibat ekstreem dari fenomena El Nino Southern Oscillation (ENSO) (Wilkinson, 2000). Pada skala lokal dapat terjadi akibat radiasi matahari yang berlebih, fluktuasi nutrien dan bahan kimia dalam air, pengadukan sedimen secara fisik dan penyakit.

Sisi lain dari pemutihan terumbu karang ini berdampak pada kegiatan perikanan dan pariwisata. Pada dasarnya, komposisi dan kesehatan ekosistem  terumbu  karang merupakan faktor penting ketergantungan perikanan terhadap struktur dan produktivitas terumbu karang. Pemutihan karang mempengaruhi kondisi dan keanekaragaman ekosistem terumbu karang yang secara simultan dapat mempengaruhi populasi ikan karang dilihat dari kelimpahan, perubahan komposisi dan distribusi. Pengurangan populasi ikan karang disinyalir akan mempengaruhi populasi ikan pelagis besar predator ikan karang dan ikan pelagis kecil yang sebagian siklus hidupnya berada di ekosistem terumbu karang. Perubahan ini berbeda untuk setiap spesies ikan.
Beberapa ahli menghubungkan kecenderungan overfishing dengan pemutihan karang karena adanya penurunan populasi ikan. Pada sisi lainnya populasi ikan hebivora yang mendominasi ekosistem terumbu karang luput teramati terutama sebelum terjadinya pemutihan karang (Wesmacott et al. 2000).
Hasil analisa Schuttenberg dan Obura (2001), menyatakan bahwa kerugian pemutihan karang  berdampak pada pilihan tujuan wisata (adanya penurunan jumlah kunjungan), pilihan kegiatan wisata, dan penurunan kepuasan wisatawan dari kegiatan diving dan snorkelling. Di Filipina pada tahun 1997-1998, kegiatan paket wisata berbasis terumbu karang ini mengalami kerugian sebesar US$1,5 juta ketika terjadi pemutihan karang akibat ENSO.

Disarikan dari berbagai sumber:
Wesmacott s, K Tekhi, S Wells, JM West. 200., Management of Bleached and Severally Damage Coral Reef. IUCN. Gland. Switzerland and Canbridge . UK
Wilkinson CRE. 2000. Status Coral Reef`s of The World. Australian Institute of Marine Biology., Global Coral Reef Monitoring Network. Townsville. Australia
Schuttenberg Hz and D Obura. 2001. Ecological and Socioeconomic Impact of Coral Bleaching. Dalam: Schuttenberg HZ Editor. Coral Bleaching: Cause, Consecquences and Response. Coastal Resources Center. University of Rhode Island US.
Kleppel GS, Dodge RE, Reese CJ (1989) Changes in pigmentation associated with the bleaching of stony corals Limnology and Oceanography 34:1331-1335. Dalam  Bucheim J. 1988. Coral Reef Bleaching. Odysey Expedition Marine Biology Voyages Center Publication.
Glynn PW (1996) Coral reef bleaching: facts, hypotheses and implications. Global Change Biology 2:495-509. dalam Bucheim J. 1988. Coral Reef Bleaching. Odysey Expedition Marine Biology Voyages Center Publication.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar